LIVE TV
JN Menang Telak, Nahkodai Yayasan Budhi Luhur Kuala Tungkal PT LPPPI Sukses Hidupkan Kawasan Hijau, Panen Semangka “Montok” Bersama Petani Binaan Sijago Merah Ngamuk Lagi Tengah Malam di Pemukiman Warga, Belasan Bangunan Ludes Pelantikan Panwascam Tanjab Barat Berlangsung Khidmat, Ketua Bawaslu : Hari Ini Istimewa Miris, 31 Kali Kebakaran Januari Hingga Oktober 2022 di Tanjabbar

Home / DAERAH JAMBI / POLITIK

Sabtu, 12 September 2020 - 13:34 WIB

UAS Bicara Politik : Upaya Pelemahan Ulama Sudah Ada Sejak Zaman Belanda

DEWARTA.COM – Peran alim ulama dalam perjuangan amar ma’ruf nahi mungkar khususnya dalam upaya memperjuangan kemerdekaan sudah dilakukan sejak lama. 


Hal ini diutarakan Ustad Anwar Sadat (UAS) dalam kesempatan berbincang dengan para awak media, ia mengatakan bahwa penjajah Belanda dengan cara licik berusaha menyingkirkan pengaruh para alim ulama dalam urusan politik dan pemerintahan. 


UAS bercerita, semasa masih aktif menjadi Dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Sultan Thaha Shaifuddin Jambi, ia melanjutkan Studi S3 di Yogyakarta pada tahun 2006, ia sempat mengambil Disertasi soal upaya melemahkan peran alim ulama dalam dunia politik dengan pengaruh paham sekularisme.


“Jadi belanda itu berusaha membuat kita orang Indonesia menjadi sekluer. Dimana urusan agama dan pemerintahan terpisah,” kata UAS, Sabtu (12/9/20).


Untuk menjalankan siasat itu, Belanda yang takut dengan pengaruh alim ulama menjalankan siasat mengirimkan seorang utusan mata-mata Belanda Snouck Hurgronje sekolah ke Mekkah untuk mempelajari Islam.

Baca Juga  Akhirnya Polisi Ungkap !! S Pelaku Pembunuhan Sadis di Kampung Nelayan Seorang Residvis dan Pecandu Narkoba


Dengan tekunnya si orang Belanda ini mempelajari agama islam, Al Quran dan hadits. Lalu setelah ia tahu banyak soal agama Islam, si orang Belanda ini membuat buku yang isinya mengajarkan tentang paham pemisahan agama dengan urusan negara dan pemerintahan. Karya orang Belanda yang menyamar inilah yang kemudian digunakan untuk melemahkan peran alim ulama dalam area politik. 


“Snouck ini bukan seorang muslim, sehingga demi lancarnya misi ini ia harus pura-pura bersyahadat terlebih dahulu. Sesaat setelah tinggal di Jeddah, ia pun bersyahadat di hadapan qadi (hakim) bernama Isma’il Agha, berikut dua orang saksi. Begitulah mata mata Belanda ini menjalankan misinya,” jelas UAS.

Baca Juga  Sidak Pasar Jelang Ramadhan, Harga Sembako Relatif Stabil


Seperti diketahui, dari catatan sejarah, pada masa penjajahan Belanda, Snouck Hurgronje dimintai nasihat terkait perlawanan rakyat Indonesia, yang terutama gencar muncul dari Aceh. Hurgronje memang sengaja dikirim ke Aceh untuk mempelajari gerakan politik rakyat di tanah yang dijuluki Serambi Mekkah itu.


Dari masa tinggalnya di Aceh mulai Juli 1891 sampai Februari 1892, Snouck menyusun laporan intelijen dengan satu poin penting: Perlawanan di Aceh tidak benar-benar dipimpin oleh Sultan, seperti yang selalu dipikirkan Belanda, namun oleh ulama-ulama Islam.


Snouck mengatakan tidak mungkin bernegosiasi dengan para ulama. Ideologi Islam yang menentang penjajahan telah tertanam kuat dalam pemikiran mereka. Maka yang dianjurkan Snouck kepada pemerintah Belanda bukan lah melobi ulama, melainkan langsung menggunakan cara-cara tak beradab. (sya)

Share :

Baca Juga

DAERAH JAMBI

Wabup Hairan Hadiri Istighosah dan Haul Akbar ke-11 Syekh Samsudin Ahmad

DAERAH JAMBI

Tanjab Barat di Bawah Pimpinan Bupati Anwar Sadat Siap Laksanakan Program Makan Bergizi Gratis

DAERAH JAMBI

Bupati Anwar Sadat Pimpin Gotong Royong Masjid dalam Rangka Menyambut Bulan Suci Ramadhan

DAERAH JAMBI

Sambangi Ketua Pemuda Muhammadiyah Tanjabbar, Pria Asal Magelang Ini Sampaikan Tekadnya ke Mekkah Pakai Sepeda

DAERAH JAMBI

Bupati UAS Sambangi ANRI Percepatan Implementasi Srikandi di Tanjab Barat

DAERAH JAMBI

Tinggalkan Kursi Ketua DPRD, Yogi : Terima Kasih Bang Mulyani …

DAERAH JAMBI

PT LPPPI Raih Penghargaan Bergengsi Tingkat Nasional Prima Wana Karya 2025 dari Menteri Kehutanan

DAERAH JAMBI

Meriah, Polres Tanjab Barat Rayakan HPN Ke-79 Bersama Wartawan, AKBP Agung: Pers Mitra Kami