DEWARTA.COM – Angkutan becak menjadi kearifan lokal bagi masyarakat di ibukota Kabupaten Tanjab Barat, Kualatungkal. Bahkan keberadaannya, sudah menjadi ikon yang masih bertahan satu-satunya di Provinsi Jambi.
Sayangnya, sejak meninggalkan era keemasan di tahun 80 hingga 90an, angkutan becak mulai tergusur pesatnya perkembangan jaman.
Kini, keberadaan angkutan becak pun hanya bertahan tak lebih dari kisaran 200an.
Tak seperti pada masa jayanya yang digandrungi semua kalangan umur dan strata sosial.
Para pendayung becak yang bertahan rerata sudah melewati umur produktif. Bahkan, pengguna jasa becak ini juga beralih dan kebanyak hanya digunakan untuk angkutan barang.
Persoalan becak juga disikapi serius pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Tanjab Barat nomor urut satu, Mulyani-Amin.
Cawabup Amin Abdullah berjanji mewujudkan cita-citanya untuk membawa perubahan menyertakan Becak sebagai salahbsatubcara untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan.
“Ini juga menjadi salah satu fokus program Mulia, terkait dengan becak ini, pendayung becak sekarang di Kualatungkal lebih kurang 168 orang, jika kita pilah pilih sebagian besar usia mereka bukan lagi usia produktif, atau orang yang sudah usia lanjut,” ujar M Amin, Calon Wakil Bupati Tanjab Barat.
Tapi, menurut M Amin mereka memilih pekerjaan itu karena tidak ada lagi pekerjaan lain, sementara mereka memiliki tanggungan istri, anak dan keluarga mereka.
Pasangan Mulia menginginkan kota Kualatungkal ini adalah kota yang tetap penuh dengan kearifan lokal, tapi perlu di kembangkan karena tidak semua daerah punya angkutan becak seperti di Tanjab barat, bahkan di Provinsi Jambi, Tanjab barat satu satunya kabupaten yang masih punya angkutan becak.
“Maka modivikasi becaknya nanti akan kita design sedemikian rupa, sehingga becak-becak yang sekarang, sydak bekarat akan kita daur ulang dengan spek terbaru atau modern,” ucap ustad Amin.
Dijelaskannya, pasangan Mulia telah berdiskusi, yaitu becak yang dimaksudkan adalah becak yang tidak terlalu menguras tenaga, apabila di dayung ringan, penumpang tidak kehujanan, tempat duduk nyaman.
“Sehingga, pengunjung yang datang ke Kualatungkal juga menikmati keindahan yang ada dan harus memiliki kesan positif yang mereka sampaikan ke teman-teman mereka, keluarga mereka setelah pulang dari Tungkal.
Kemudian modelnya indah, dan kita siapkan untuk penarik becak seragam harian yang mengandung pesan moral yang setiap harinya bisa berubah-ubah, dan workshopnya akan didiskusikan.
“Program kita ini bukan untuk main-main, Pemerintah harus menghargai rakyatnya, slah satunya pastikan kendaraan yang diduduki rakyat itu adalah bentuk penghargaan pemerintah,” urai kader partai Golkar ini.
Karena, dikatakanya penarik becak adalah pekerjaan mulia, mereka menacari nafkah, rezeki makan minum untuk keluarga mereka setiap harinya.
“Jadi dengan becak yang lebih modern, anak anak milenial pun dak gengsi naik becak untuk jalan-jalan saat sore hari, tidak hanya mengandalkan wisatawan, insyaaalah bersama Mulia itu akan terwujud,” pungkas ustad M Amin Abdullah. (*/put)