DEWARTA.COM – Gaung suara menginginkan perubahan ke arah yang lebih baik mulai terdengar dari penjuru pelosok desa yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Suara sumbang ini berasal dari berbagai kalangan.
Hal ini diduga dilatar belakangi oleh rasa kecewa yang menghinggapi “Wong cilik” ini terhadap kemajuan pembanguan dan sektor kesejahteraan ekonomi yang mereka rasakan.
Baik itu dari sektor peningkatan kesejahteraan, pembangunan infrastruktur yang mereka nilai masih belum merata dan masih saja tambal sulam. Hingga bantuan bibit bagi petani yang diharapkan petani dirasa masih belum sesuai harapan mereka.
Seperti yang diutarakan salah satu warga Tanjabbar ini, ia mengaku kecewa dan kapok jika salah pilih pemimpin.
“Kami kecewa, banyak warga kecewa dengan pola kepemimpinan lama. Kapan lagi kalau mau perubahan kalau tidak sekarang memulainya di pilkada tahun ini,” ungkap Warga Teluk Ketapang, Dani, Kamis (29/10/20).
“Ya, tetap pilih putra daerah, tapi saya pindah dukungan. Sebab sudah puas selama ini kami ngasih dukungan ke orang yang tidak amanah. Tapi apa yang kami dapat. Setelah selesai masa kampanye kami ditinggalkan sampai sekarang. Kalau ada yang mau main money politik tegas kami akan tolak itu,” timpal warga lainnya.
Dari kedua warga Tanjabbar yang kesehariannya mengais rezeki dari berkebun itu, mereka mengaku selama ini berharap selain pembangunan infrastruktur jalan untuk mempermudah akses mengangkut hasil panen, mereka juga berharap diberi bantuan bibit agar hasil pertanian mereka bisa maksimal guna mencukupi kebutuhan dapur, dengan juga didukung sistem pengairan yang baik.
Lain lagi dengan warga Tungkal ilir, yang mengaku sudah banyak melakukan kesalahan dan kekhilafan, ia mengaku ingin memperbaiki sisa umurnya untuk tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama di masa yang akan datang.
Perubahan itu, katanya, akan ia mulai dengan ikut berpartisipasi memilih peminpin yang dianggapnya mampu membawa kebaikan dan kemungkinan berbuat salahnya lebih kecil, karena dikelilingi oleh orang-orang yang dinilainya baik dan ingat Tuhan.
“Pokoknya saya ini ingin merubah diri saya di sisa umur saya. Saya berusaha tidak mau lagi berbuat salah, jalannya ya dengan berusaha dekat dengan orang yang saya nilai lebih banyak baiknya dari pada mudharatnya,” ujar pria ini tanpa mau menyebutkan kemana ia akan melabuhkan dukungan dan pilihan pada saat pencoblosan 9 Desember 2020 nanti.
“Kalau urusan pilihan orang itu hak dia, hak azazi dia. Tapi saya secara pribadi ingin memperbaiki diri saya, hidup saya, karena saya sudah tidak muda lagi. Yang bisa saya lakukan mulai dari ikut memilih pemimpin yang saya yakini dia baik dan berasal dari kalangan kelompok garis barisan baik juga, itu pendapat pribadi saya,” tandasnya. (sya)